Jangan Melemah, Bersemangatlah, dan Jangan Menyerah

Bersungguh-sungguhlah pada perkara yang bermanfaat untukmu,

Mintalah pertolongan kepada Allah,

Jangan Melemah...

Bersemangatlah...

Jangan Menyerah. ...

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan. Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian’ Akan tetapi katakanlah: ‘Qoddarallah wa maa syaa fa’ala (Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi)’. Sesungguhnya perkataan ‘Seandainya’ membuka pintu perbuatan setan.”

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Lakukan Apa Yang Bisa Kita Lakukan Selama Ngga Haram

Ketika kita menyerah kepada Allah.

Lakukan apa yang bisa kita lakukan selama ngga haram.

Hajar hanya bisa bolak balik Safa-Marwah, maka beliau lakukan hal tersebut.

Walaupun secara logika nihil.

Tapi ketika hanya itu yang bisa dilakukan, beliau lakukan.

Safa-Marwah. Marwah-Safa. Safa-Marwah. Marwah-Safa.

Begitu aja bolak-bailk.

Karena kalau agak jauh. radius sudah terlalu jauh dengan anaknya.

Maka, Safa-Marwah lagi, Marwah-Safa lagi.

Ikhtiar.


Ikhtiar itu di jalan yang halal dan lakukan walaupun secara logika manusia itu tidak merubah kondisi.

Tapi kalau itu yang bisa kita lakukan. Lakukan!

Lalu biarkan Allah yang melanjutkan perjuangan kita.

Begitu lap yang ketujuh di bukit Marwah. Ada suara yang memanggil namanya.

"Hajar... Hajar..."

Ketika namanya dipanggil dan beliau tidak bisa melihat sosok yang memanggilnya.

Beliau panggil keras-keras. "Tunjukkan jatidiri mu!" Karena ngga ada pilihan lain.

Beliau ngga mungkin kabur ke belakang.

Karena anaknya ada di depan sana. Satu-satunya jalan hadapi.

Akhirnya Malaikat Jibril memperlihatkan dirinya. Persis di samping anaknya.

Dan beliau ngga pernah tahu apa sosok malaikat Jibril. Dan malaikat Jibril memukulkan tanah dan akhirnya air zam-zam itu pun keluar.

Begitu melihat air Zam-Zam keluar. Hajar langsung lari menghampiri mata air tersebut.

Lalu ia minum dan ia berikan air itu kepada anaknya.

Lalu malaikat mengatakan, "Sesungguhnya kalian tidak akan di sia-siakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Anakmu ini dan bapaknya akan membangun rumah Allahu Tabaraka wa Ta'ala."

Fight itu penting.


Menyerah itu bukan berarti pasif.

Kita menyerah pada perintah Allah.

Dan Allah suruh kita ikhtiar.

Allah suruh kita menjadi seorang fighter di dalam kehidupan ini.

Lakukan apa yang bisa kita lakukan selama ngga haram.

Dan walaupun secara logika manusia itu tidak memungkinkan.

Kalau itu yang bisa kita lakukan. Lakukan!

Sebagaimana Hajar melakukan. Lalu biarkan Allah yang menolong kita.

Sebagai contoh yang lain.


Kita lihat bagaimana Nabi Musa 'Alaihisallam. Ketika dikejar oleh Firaun dan akan dibunuh oleh Firaun.

Dan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada nabi Musa?

Nabi Musa disuruh keluar dari Mesir dan berlari menghindari kejaran Firaun.

Lalu begitu kondisi yang sangat mendesak. Di belakang Firaun dan di depan laut Merah.

Apa perintah Allah, "Wahai Musa pukulkan tongkatmu ke permukaan laut maka laut itu akan terbelah."

Kata para Ulama akidah, ini mengajarkan ikhtiar kepada kita.

Sanggupkah Allah Subhanahu wa Ta'ala membelah laut langsung Kun fayakun? Sanggup.

Secara logika manusia. Mungkinkah laut itu terbelah jika kita pukulkan tongkat kita ke permukaan laut tersebut? Ngga mungkin.

Logika manusia mengatakan memukulkan tongkat itu tidak akan merubah hasil. Tidak akan memberikan income.

Tetapi kenapa Allah perintahkan Nabi Musa memukulkan tongkat?

Karena hanya itu yang bisa dilakukan Nabi Musa.

Kalau itu yang bisa Anda lakukan. Lakukan!

Lalu biarkan Allah yang melanjutkan ikhtiar kita.

Ini konsep berusaha.

Ini konsep berjuang.

Ini konsep menyerah di dalam Islam.

Jangan sentuh hal-hal yang haram. Karena yang halal masih banyak.

Tapi Allah ingin kita untuk berjuang.

Dikutip dari Gue Muslim 2.0.

Ternyata Saya Sudah Jadi Penulis

Artikel dari rumah fiqih dot net yang berjudul Mulai Dari Menulis telah mengubah cara pandang saya.

Sebelumnya saya berpikiran sempit.

Saya pikir saya bukanlah seorang penulis.

Ternyata itu hanya perasaan saya saja.

Nyatanya saya sudah jadi penulis.

Buktinya?

Ijazah-ijazah dari sekolah yang pernah saya ikuti.

Saksinya?

Guru-guru yang mengajar saya di tempat saya sekolah.

Tanpa kemampuan menulis tentu saya tidak akan dapat ijazah karena syarat dapat ijazah harus ikut ujian.

Bukankah ujian tidak hanya pilihan ganda?

Untuk menjawab soal selain pilihan ganda kita butuh kemampuan menulis.

Orang yang menulis disebut penulis.

Dan Alhamdulillah saya pernah menjawab soal-soal dalam bentuk tulisan.

Tulisan adalah hasil dari kegiatan menulis yang dilakukan oleh seorang penulis.

Jadi?

Ya. Ternyata saya sudah lama menjadi seorang penulis.

Kenapa baru sadar?

Ya begitulah sifat manusia, tidak mengetahui kecuali sedikit.

Allah lah yang Maha Mengetahui. Dengan izin-Nya saya sekarang jadi tahu kalau saya adalah seorang penulis.

Happy blogging. ^^